Jumat, 18 Januari 2019

Simak Yuk Bagaimana Menata Industri Pariwisata Indonesia yang Rentan Bencana?

Pariwisata di Indonesia berkembang dengan begitu cepat. Data World Travel and Tourism Council (WTTC) memberikan laporan jika Top-30 Travel and Tourism Countries Power Rangking yang didasarkan pada perkembangan absolut pada periode 2011 serta 2017.

Untuk empat tanda perjalanan serta pariwisata penting tunjukkan Indonesia ada pada nomer 9 menjadi negara dengan perkembangan pariwisata paling cepat dalam dunia. Sedang China, Amerika Serikat, serta India tempati tempat tiga besar.

Untuk lokasi Asia, Indonesia ada di nomer ke-3 sesudah China serta India. Sedang untuk di lokasi Asia Tenggara, tempat Indonesia terunggul di antara beberapa negara Asia Tenggara yang lain, seperti Thailand yang ada di nomer 12.

Berdasar pada data Kementerian Pariwisata, pariwisata Indonesia miliki banyak kelebihan bersaing serta kelebihan komparatif yakni bidang pariwisata adalah penghasil devisa paling besar..

Pada 2019, pariwisata Indonesia direncanakan jadi yang terunggul di lokasi regional, bahkan juga melebihi ASEAN. Country Branding Wonderful Indonesia tempati rangking 47 dunia, menaklukkan country branding Truly Asia Malaysia (rangking 96) serta country branding Amazing Thailand (rangking 83).

Jumlahnya wisatawan mancanegara ke Indonesia selalu alami penambahan sebesar 55 % dengan absolut, dari 2014 sebesar 9 juta, jadi 14 juta pada 2017. Bidang pariwisata jadi penghasil devisa paling besar. Pada 2019, industri pariwisata diproyeksikan memberi devisa paling besar di Indonesia yakni 20 miliar dolar AS.

Efek devisa yang masuk langsung dirasa oleh semua susunan penduduk. Di beberapa daerah, bidang pariwisata telah dapat tingkatkan penghasilan asli daerah (PAD) serta semakin tingkatkan penduduk sekelilingnya. Perumpamaannya, peningkatan pariwisata Danau Toba sudah tingkatkan PAD Kabupaten Samosir naik 81 % dalam kurun waktu 2016-2017.

Akan tetapi sayangnya, industri pariwisata Indonesia begitu rawan musibah serta jika tidak diurus dengan baik, efeknya akan memengaruhi ekosistem pariwisata serta perolehan tujuan kapasitas pariwisata.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho sebagai Kepala Pusat Data Info serta Humas BNPB dalam launching yang di terima Liputan6.com, musibah adalah salah satunya aspek yang begitu rawan memengaruhi naik turunnya keinginan dalam industri pariwisata.. Beberapa peristiwa musibah sudah mengakibatkan efek industri pariwisata, dari mulai erupsi Gunung Merapi pada 2000 sampai tsunami di Selat Sunda pada Desember 2018 kemarin.

Menurut Sutopo, hal tersebut jadi menjadi evaluasi buat semua pihak. Lantas bagaimanakah cara menanganinya? Masih tetap menurut Sutopo, mitigasi musibah mesti diletakkan jadi salah satunya prioritas dalam pembangunan bidang pariwisata.

Mitigasi serta pengurangan resiko musibah semestinya diletakkan menjadi investasi dalam pembangunan pariwisata tersebut. Pengaturan ruangan serta pembangunan lokasi pariwisata mesti memerhatikan peta riskan musibah hingga semenjak rencana sampai operasional dari pariwisata tersebut tetap mengaitkan dengan intimidasi musibah yang ada.

Gagasan pembangunan 10 Bali Baru atau 10 tujuan pariwisata prioritas yang akan dibuat yakni Danau Toba, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu serta Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Mandalika, Morotai serta Labuan Bajo semestinya pun mengaitkan mitigasi serta pengurangan resiko musibah hingga daerah pariwisata itu aman dari musibah.

Faktanya 8 dari 10 daerah prioritas pariwisata itu ada pada daerah yang riskan gempa, serta beberapa tsunami. Ditambah kembali, investasi peningkatan 10 detinasi pariwisata prioritas serta lokasi strategis pariwisata nasional itu besar sekali yakni Rp 500 triliun.

Pengaturan butuh dikerjakan dengan beberapa pihak. Pentahelix dalam pembangunan pariwisata serta penanggulangan musibah yang menyertakan unsur pemerintah, dunia usaha/usahawan, akademisi, penduduk, serta alat sebaiknya di dukung semua pihak.

Musibah ialah keniscayaan. Akan tetapi resiko musibah sebetulnya dapat dikurangi hingga efeknya bisa diminimumkan dengan usaha mitigasi serta pengurangan musibah. Dibalik karunia keindahan alam Indonesia pun dampat menaruh bencana terpenting buat dunia pariwisata jika tidak diurus dengan baik.
Baca juga:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar